Powered By Blogger

Selasa, 14 Februari 2012

kisah para rasul, surat galatia,1 dan 2 tesalonika, 1 dan 2 korintus

KISAH PARA RASUL

1.      Injil Lukas dan Kisah Para Rasul
      Kisah Para Rasul merupakan sambungan dari Lukas dan sama-sama ditujukan kepada Theofilus. Walaupun namanya adalah Kisah Para Rasul tetapi kita ini tidak menceritakan tentang semua rasul. Hanya beberapa yang diceritakan seperti Petrus dan Paulus serta beberapa pemimpin Kristen mula-mula seperti Filipus, Yohanes, Yakobus saudara Yesus dan Stefanus.

2.      Waktu Penulisan
      Ada tiga pendapat yaitu : sekitar tahun 100 M, 62-70 M dan 80-85 M. penanggalan terakhir lebih dapat dipegang dengan bukti-bukti sebagai berikut :
1.      Kisah Para Rasul ditulis setelah kitab Lukas, yang menjadikan Markus sebagai sumbernya.  Artinya, Kisah Para Rasul ditulis di atas tahun penilisan kitab Markus yaitu antara tahun 60-65 M.
2.      Kitab Lukas dan Kisah Para Rasul menerminkan kekatolikan mula-mula.

3.      Kisah Para Rasul Sebagai Sejarah
      Kisah Para Rasul merupakan kumpulan cerita selektif dari Lukas mengenai perkembangan agama Kristen dari Yerusalem sampai ke Roma.  

4.      Tujuan
      Tiga tujuan utama Kisah Para Rasul adalah :
1.      Lukas ingin meyakinkan bahwa keyakinan agama Kristen mampu mendobrak dunia.
2.      Meyakinkan orang-orang Roma bahwa orang-orang Kristen dapat dipercayai dan bahwa mereka adalah penerus bagi agama Yahudi.
3.      Agar Theofilus dapat mengetahui fakta-fakta mengenai kepercayaan Kristen.

PERJALANAN MISIONARIS PERTAMA
SURAT GALATIA
      Pada waktu surat ini ditulis, jemaat di Galatia baru saja menjadi Kristen sehingga tidak ada yang disyukuri oleh Paulus dalam surat ini. Tidak ada berita pribadi dan salam yang mengakhiri surat ini, tetapi ada ucapan berkat bagi pembacanya.

a.      Siapakah Orang Galatia itu ?
      Surat Galatia ditulis kira-kira pada tahun 48 m, tepat sebelum Paulus dan Barnabas berkunjung ke Yerusalem untuk menghadiri sidang Para Rasul. Surat Galatia merupakan surat Paulus yang pertama dan mungkin sekali bagian Perjanjian Baru yang pertama ditulis. Istilah orang Galatia biasanya ditujukan untuk orang Galatia asal Keltik yang tinggal di wilayah Ankara di Turki masa kini.
a.      Tiga Pokok
Ada tiga hal pokok yang disampaikan kepada Jemaat di Galatia melalui surat ini untuk menanggapi pengajaran sesat orang-orang Yahudi tentang dirinya :

1.      Paulus tidak memerlukan ijin dari siapa pun untuk memberitakan injil baik dari murid Yesus sekalipun, karena dia telah memperoleh wewenang langsung dari Yesus Kristus.
2.      Ia menjelaskan bahwa berkat yang dijanjikan keapda Abraham adalah milik semua orang yang percaya, bukan hanya keturunan Abraham atau orang Yahudi.
3.      Paulus menjelaskan bahwa sunat sama sekali tidak memiliki arti apa-apa bagi orang Kristen.


PERJALANAN MISIONARIS PERTAMA

SURAT 1 TESALONIKA
      Jemaat di Tesalonika didirikan oleh Paulus dan rekan-rekannya. Orang-orang Kristen di Tesalonika telah begitu baik memenuhi  tanggung jawab mereka, tetapi ada juga beberapa masalah seperti adanya serangan-serangan oleh orang-orang Yahudi dan penganiayaan, kasus percabulan, tidak menghormati pemimpin jemaat dan rasa penasaran dengan orang Kristen yang sudah meninggal. Satu hal yang masih harus menjadi perhatian bagi orang-orang Tesalonika yang bertobat yaitu “masalah moralitas pribadi” seperti perbuatan-perbuatan asusila. Mereka harus berjuang keras untuk tidak tergoda dengan pola hidup seperti ini.
      Dalam surat pertama kepada Jemaat di Tesalonika ini, Paulus memberikan nasehat yaitu :
1.      Mereka harus saling menghormati dengan orang-orang yang bekerja di tengah-tengah mereka (5:14).
2.      Paulus menghimbau mereka untuk tetap berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat kepada mereka sebagai salah satu cirri dari orang Kristen (5:15-16).
3.      Mereka harus tetap berdoa dan membiarkan Roh Kudus memimpin mereka untuk menjaga hubungan mereka dengan Allah (5:17,19-20).

      Surat ini ditutup dengan ucapan berkat dan salam serta membuat seruan terakhir kepada pembacanya agar mereka tetap setia kepada Allah (5:24).


SURAT II TESALONIKA
      Beberapa waktu setelah surat Paulus yang pertama, orang-orang Tesalonika mulai meninggalkan kesetiaan mereka kepada Allah. Mereka mulai berspekulasi mengenai apa yang akan terjadi terhadap orang yang sudah meninggal dan mengenai kedatangan Kristus yang kedua. Oleh karena itu, Paulus menulis surat ini untuk membantu mereka menyelesaikan masalah-masalah ini.
      Ada tiga hal pokok yang ditekankan oleh Paulus dalam suratnya yang kedua kepada Jemaat di Tesalonika ini yaitu :
1.      Paulus menguatkan mereka untuk tetap bertahan terhadap penganiayaan yang dialami dari orang-orang Yahudi dan Romawi. Ia mengatakan bahwa Tuhan akan menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang yang benar.
2.      Paulus menentang ajaran yang menyesatkan mereka bahwa masa parousia telah berlangsung serta menjelaskan bahwa untuk masa parousia, ada peristiwa-peristiwa tertentu yang akan mendahuluinya sebagai pertanda.
3.      Paulus mengecam mereka agar tidak menelantarkan pekerjaan-pekerjaan mereka hanya demi mananti kedatangan Kristus.

Penulis
      Paulus disebut sebagai penulis kedua untuk Jemaat di Tesalonika. Surat kedua adalah sebagai tanggapan atas masalah-masalah yang terjadi menyusul suratnya yang pertama.  


PERAJALANAN MISIONER KETIGA
SURAT I KORINTUS
      Kota Korintus merupakan salah satu kota yang paling ramai pada masa Perjanjian Baru karena kota ini merupakan salah satu kota dengan pelabuhan laut terpenting. Surat kepada Jemaat di Korintus ini ditulis oleh Paulus pada masa pelayanan misinya yang ketiga untuk membahas masalah-masalah yang terjadi di jemaat Korintus.
      Di dalam surat I Korintus kita dapat menemukan banyak keterangan tentang situasi jemaat di sana. Penyampaian Paulus kepada mereka dapat dibagi dalam tiga pokok yaitu :
1.      Hidup di dalam Kristus (1:10-4:21). Karena kota Korintus banyak didatangi orang-orang luar yang mengakibatkan bercampurnya berbagai kebudayaan di sana, Paulus mengingatkan mereka untuk tidak hidup berkelompok-kelompok dan terpecah-pecah serta mengajarkan ide-ide kelompok masing-masing. Dia mengajak mereka untuk tidak hidup menurut dasar-dasar dari pemikiran mereka sendiri tetapi menurut dasar yang telah diletakkan Kristus.
2.      Hidup di dalam dunia (5:1-11:1). Paulus mengingatkan mereka dengan masalah-masalah yang terjadi di lingkungan mereka seperti kebejatan moral, kemerdekaan dan perkawinan.  Dia mengajak mereka untuk tetap tanggap terhadap permasalahan-permasalahan ini serta memberikan solusi bagi mereka untuk menghadapinya.
3.      Hidup di dalam Jemaat (11:2-15:58). Paulus mencoba memberikan kepada mereka berbagai solusi untuk menghadapi permasalahan-permasalahan yang timbul dalam kehidupan berjemaat mereka seperti: kemerdekaan di dalam ibadah, akhlak dan  ibadah:  cara menyelenggarakan perjamuan kudus dan karunia-karunia ibadah: bahwa setiap karunia yang diberikan adalah untuk saling melengkapi sebagai satu anggota tubuh Kristus.

SURAT II KORINTUS
Dalam surat yang kedua ini, masalah yang dibahas Paulus adalah mengenai orang-orang yang menyebut  mereka sendiri sebagai “utusan-utusan” atau “rasul-rasul” yang berusaha membujuk orang-orang Korintus agar tidak setia kepada Paulus melainkan kepada pemimpin-pemimpin Yahudi dari jemaat pertama di Yerusalem.

Penulisan. Surat II Korintus lebih banyak terlihat sebagai nasihat-nasihat Paulus tentang berbagai masalah. Para ahli menduga bahwa surat ini merupakan kumpulan dari dua atau tiga surat yang mula-mula ditulis terpisah kemudian digabungkan menjadi satu oleh seorang penyunting.
Menghadapi masalah-masalah. Terdapat permasalahan di jemaat Korintus mengenai kerasulan yang sejati dan yang palsu yang dimunculkan oleh orang-orang Yahudi. Mereka mengatakan bahwa dia bukanlah seorang rasul. Masalah inilah yang berusaha dijelaskan Paulus pada pembukaan suratnya (pasal 1:3-11). Ia juga berusaha untuk menjelaskan permasalahan pribadi antara dirinya dengan jemaat di Korintus yang menganggap dia takut mengunjungi mereka kerena pernyataan orang-orang Yahudi itu benar.  
Apa artinya rasul?. Melalui surat ini, Paulus mencoba untuk menunjukkan kepada orang-orang Yahudi tentang bagaimana kehidupan seorang rasul yang sebenarnya.
Memandang ke masa depan. Paulus mendesak mereka agar bermurah hati bukan karena terpaksa, tetapi sebagai tanggapan dalam kasih terhadap apa yang dilakukan Allah bagi mereka. Paulus melihat pentingnya mereka memperbaiki hubungan  meraka dengan sesama karena ada sesuatu yang indah yang dijanjikan Tuhan kepada mereka.
Kewenangan dan Kharisma. Paulus juga masih menentang pernyataan orang-orang Yahudi itu tentang dirinya yang menyatakan bahwa dia hanya berani memberi kecaman-kecaman melalui surat, tetapi tidak berani ketika berhadapan muka.
Kesimpulan. Dalam surat ini, Paulus ingin mengajarkan bahwa Kristus sudah melenyapkan semua hambatan yang bersifat ras, jenis kelamin dan kedudukan sosial. Semua manusia adalah sama.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar