Powered By Blogger

Selasa, 14 Februari 2012

laporan baca "pikiran adalah medan perang "

Bagian I: Pentingnya Pikiran

Pendahuluan
            Semakin lama kita melayani Tuhan dan mempelajari firmanNya, kita akan semakin sadar tentang pentingnya pikiran dan perkataan.  Selama kita hidup kita belajar segi-segi pikiran dan perkataan. Amsal 23:7 menurut Alkitab King James Version berbunyi: ,”Sebagaimana dia berpikir dalam hatinya, demikianlah dia”. Pikiran adalah pemimpin atau pelopor  dari semua tindakan. Tindakan-tindakan kita adalah akibat langsung dari pikiran-pikiran kita. Banyak masalah manusia yang berakar dalam pola pemikiran dan inilah yang sesungguhnya menghasilkan masalah-masalah yang mereka alami dalam hidup mereka. Iblis menawarkan pemikiran yang keliru kepada setiap orang, tetapi kita tidak perlu menerima  tawarannya. Pelajarilah jenis pemikiran yang berkenan kepada Roh Kudus dan juga yang berkenan kepadaNya.

1.     Pikiran adalah Medan Perang
Dari Efesus 6:12, kita dapat melihat bahwa kita berada dalam medan perang. Peperangan yang dimaksud bukanlah melawan manusia tetapi melawan Iblis dan roh-roh jahatnya. Yesus menyebut Iblis “bapa segala dusta” karena memberitahukan hal-hal yang tidak benar. Iblis mulai meyerang pikiran kita dengan pola yang licik dari gagasan, kecurigaan, kebimbangan, ketakutan, rasa ingin tahu, penalaran dan teori-teori kecil yang terus menerus mendesak. Yang perlu kita ketahui adalah bahwa iblis tahu setiap pribadi dan kelemahan kita.

Meruntuhkan Benteng-Benteng
Melalui siasat yang cermat dan tipu daya yang licik, iblis berusaha mendirikan benteng-benteng untuk membelenggu pikiran kita. Rasul Paulus menegaskan bahwa kita mempunyai senjata untuk mengalahkan benteng-benteng iblis. Kita terlibat dalam peperangan rohani. Peperangan ini berlangsung dalam pikiran. Pikiran adalah medan peperangan.



Ringkasan dari Situasi         
Jadi, sejauh ini kita telah melihat bahwa:
a.       Kita terlibat dalam perang
b.      Musuh kita adalah iblis
c.       Pikiran kita adalah medan peperangan
d.      Iblis bekerja keras untuk mendirikan benteng dalam pikiran kita
e.       Dia melakukannya melalui siasat dan tipu daya
f.        Dia tidak tergesa-gesa, dia meluangkan waktu untuk menggarap rencananya
Berikut adalah ilustrasi yang dapat membantu kita memahami bagian di atas:

Pihak Mary
Mary dan suaminya, John, tidak menikmati pernikahan yang bahagia. Mary suka duduk di tempat pimpinan dan mengatur segala sesuatu dalam rumah tangganya. Dia ingin bekerja supaya dapat mempunyai uang sendiri. Dia bersikap bebas, lantang, suka menuntut, dan merengek. Sikap Mary ini dilatar belakangi oleh pengalaman pribadinya yang suram. Ia sering menjadi sasaran amarah ayahnya pada waktu ia kecil, sehingga ia menjadi anak yang keras dan akhirnya memandang rendah suaminya sendiri.

Senjata dari Firman
Dalam Yoh 8: 31-32, Yesus memberitahu kita cara meraih kemenangan atas dusta iblis. Kita harus memperoleh pengetahuan dari kebenaran Allah dalam diri kita yang memperbaharui pikiran kita dengan firmanNya, kemudian menggunakan senjata dari 2 Kor 10: 4 -5 untuk meruntuhkan benteng-benteng dan setiap kesombongan  serta keangkuhan yang meninggikan diri melawan pengenalan akan Allah. Senjata ini adalah firman yang diterima melalui khotbah, ajaran, buku-buku, kaset-kaset, seminar-seminar, dan pelajaran Alkitab secara pribadi dan kita juga harus tinggal di dalam firman itu secara terus-menerus. Senjata lain yang dapat kita pakai melawan iblis adalah puji-pujian dan doa. Kita harus memuji Tuhan dengan hati yang murni sesuai dengan firmanNya dan kebaikanNya. Melalui doa kita juga memohon pertolongan Tuhan.
Pada saat Mary mempelajari cara menggunakan senjatanya, dia mulai meruntuhkan benteng-benteng iblis dalam pikirannya dan dapat merubah sikap pandangnya kepada Jhon, suaminya.

Pihak John
Latar belakang John juga tidak terlalu jauh berbeda dengan Mary. Sikap John yang pasif merupakan akibat dari masa lalunya yang tidak baik. Pada masa kanak-kanak, John, sering diperlakukan kasar oleh ibunya. Ia juga mengalami penolakan oleh teman-temannya semasa SMA. Pola piker John menjadi kaku dan dia orang yang suka berdiam diri dan menyendiri.

Apakah Jawabannya
Yoh 8:31-32 menjadi ayat kunci dalam keputusan mereka. Jika mereka terus mempelajari firman Allah, mereka akan mengetahui kebenaran. Dan jika mereka bertindak sesuai dengan kebenaran itu, mereka akan dimerdekakan. Mereka harus menerima masa lalu mereka dan mengatasinya. Jalan keluar dapat juga kita temukan di 1Kor 10:13.

2.     Kebutuhan Penting
Amsal 23:7 memberitahu kita betapa pentingnya untuk berpikir dengan tepat. Pikiran itu berkuasa, dan menurut penulis kitab Amsal, pikiran memiliki kesanggupan daya cipta. Jika pikiran kita mempengaruhi keberadaan kita kelak, maka haruslah diprioritaskan agar memikirkan hal-hal yang benar.

Pikiran Daging Versus Pikiran Roh
Dalam versi King James (KJV) Roma pasal 8 mengajar kita bahwa jika kita memikirkan hal-hal yang berasal dari daging, maka kita akan berjalan dalam daging; tetapi jika kita memikirkan hal-hal yang dari Roh, maka kita akan berjalan dalam Roh. Dengan kata lain, jika kita memikirkan pikiran-pikiran kedagingan, pikiran-pikiran keliru, pikiran-pikiran negatif, maka kita tidak dapat berjalan dalam Roh. Hidup kita tidak akan menjadi beres sebelum pikiran kita dibereskan.

Dengan Roh-Ku
Salah satu senjata terbaik menuju kemerdekaan ialah dengan memohon pertolongan Tuhan melalui doa agar Roh Kudus menyertai kita. Kita tidak akan berhasil seorang diri.

Kebutuhan Hidup yang Penting
Bagi orang percaya berpikir benar merupakan kebutuhan hidup yang penting. Dengan menyadari hal ini maka kita dapat menjadi lebih serius tentang hal yang sedang dipikirkan dan memilih pikiran-pikiran yang ada dengan lebih berhati-hati.

Sebagaimana Anda Berpikir, Demikianlah Anda
Alkitab menyatakan bahwa pohon dikenal dari buahnya. Hal itu juga berlaku bagi hidup kita. Pikiran menghasilkan buah. Pikirkanlah pikiran yang baik maka buah kehidupan Anda akan baik. Tetapi jika kita memikirkan hal buruk, maka buah yang dihasilkan akan buruk.

3.     Jangan  Putus Asa
dalam Galatia 6:9 Rasul Paulus mendorong semangat kita agar terus maju! Jangan cepat putus asa.

Berjalan Terus
Cara Allah untuk menolong kita untuk membuat kemajuan rohani ialah dengan menyertai kita untuk  menguatkan dan mendorong kita agar “terus maju” pada masa yang sukar.



Andalah yang Membuat Pilihan
Setiap hari kita diperhadapkan kepada pilihan-pilihan. Dalam pikiran kita, kita selalu berpikir tentang sesuatu yang baik dan yang buruk. Yang harus kita lakukan adalah memilih pikiran-pikiran yang benar. Terkadang sulit bertahan dalam kebimbangan dan ketakutan, tetapi selalu ingatlah bahwa Allah mengasihi dan selalu menyertai kita. Kita harus terus maju untuk memperbaharui hidup kita.     

  1. Sedikit demi Sedikit
Pembaharuan pikiran kita memang terjadi sedikit demi sedikit. Hal ini terjadi agar kita tidak bermegah diri tetapi bersandar penuh terhadap Tuhan. Jangan menerima penghukuman jika kita mengalami kemunduran atau hari yang buruk. Kita harus bangkit dan berjalan menurut keinginan Roh yanga artinya bergantung kepada Allah, biarkan Kristus kuat dalam kelemahan kita; biarkan Dia menjadi kekuatan kita pada hari-hari kelemahan kita.
Allah sedang membebaskan kita sedikit demi sedikit, jadi janganlah kita kehilangan semangat dan jangan merasa terhukum jika kita berbuat suatu kesalahan. Kita harus bangkit dan maju.

  1. Bersikaplah Positif 
Pikiran positif menghasilkan hidup positif. Pemikiran positif selalu penuh dengan iman dan harapan. Orang yang menolak untuk berharap sebenarnya sedang menjalani hidup negatif. Jika kita berpikir negatif, maka hidup kita juga akan negatif. Kita harus mulai berpikir positif tentang hidup kita walaupun yang sedang terjadi dalam hidup kita tidak begitu baik, kita harus tetap berharap kepada Allah bahwa Dialah penolong kita.
Alkitab tidak mengatakan bahwa segala sesuatu itu baik, tapi menyatakan bahwa segala sesuatu bekerja untuk kebaikan.
Sebagai ciptaan baru, kita harus selalu memperbaharui hidup kita. Masa lalu yang buruk harus dilupakan dan kita harus memperbaharui pikiran sesuai firman Allah. Hal-hal yang baik akan terjadi atas hidup kita. Kita juga harus memohon pertolongan Roh Kudus untuk terus mengingatkan kita dalam proses pembaharuan hidup kita.

  1. Roh-Roh Pembelenggu Pikiran
Roh-roh pembelenggu pikiran adalah hal-hal yang membuat kita sulit untuk mempercayai Tuhan, roh ini juga berusaha menghalangi kita untuk bersekutu dengan Tuhan.
Kita dapat bebas dari roh-roh pembelenggu pikiran jika kita percaya dan mengakui firman Allah. Sebagai orang Kristen kita harus terus belajar mengambil keputusan untuk percaya. Allah sering memberi kita iman untuk hal-hal yang belum dapat diterima oleh akal.

  1. Pikirkanlah Tentang Hal-Hal yang sedang Anda Pikirkan
Firman Allah mengajarkan kepada kita tentang apa yang harus kita pikirkan dalam mengisi waktu luang, yaitu memikirkan dan merenungkan firman Allah, maka kita akan semakin banyak menuai dari firman itu.
Orang Kristen yang tidak merenungkan firman Tuhan akan lemah dalam menjalani hidup berkemenangan. Seseorang akan mendapatkan sebanyak ketekunan yang dia lakukan untuk memperolehnya. Dengan banyak merenungkan firman Tuhan, maka kita dapat memperbaharui setiap pemikiran yang salah dalam pikiran kita. Sama seperti Daud ketika dia memikirkan sesuatu yang baik untuk terlepas dari perasaan sedihnya.
Dalam Roma 12:2, Paulus mengingatkan kita agar kita berubah dengan pembaharuan pikiran kita. Jika pikiran kita diperbaharui, maka hidup yang kita jalankan adalah hidup berkemenangan. Filipi 4:8 adalah jawaban tentang apa yang harus kita pikirkan.
“Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. ”

Bagian II: Keadaan Pikiran
Pendahuluan
Langkah pertama  untuk menuju penyembuhan atau pembaharuan pikiran kita adalah dengan menyadarinya. Terkadang kita berpikir tentang sesuatu yang baik, tapi kita juga suatu saat berpikir yang buruk dan keliru. Pikiran yang keliru ada dalam pengaruh Iblis. Firman Allah mengajar kita bahwa kita mempunyai pikiran Kristus yang harus digunakan untuk melawan iblis.
8
Bilakah Pikiran Saya Normal?
Dalam Efesus 1:17,18 Paulus berdoa bagi kita agar kita memperoleh hikmat dengan diteranginya “mata hati” kita. Mata hati itu adalah pikiran kita. Menurut firman Allah, pikiran dan Roh bekerja bersama: inilah yang disebut asas dari “pikiran membantu Roh”.
Asas Pikiran Roh
Bila seseorang menerima Kristus sebagai juru selamat pribadinya, Roh Kudus akan tinggal di dalam dirinya. Roh Kudus ini akan menyingkapkan hikmat dari Allah dan kemudian menerangi mata hati kita. Roh Kudus melakukan ini dengan tujuan supaya kita dapat mengerti hal yang sedang diberikan secara rohani kepada kita. Perlu kita ingat kembali bahwa Roh Kuduslah yang mengerti pikiran Allah (1 Kor 2:11).
Normal atau Abnormal?
Sifat alami manusia kita tidak selalu memahami yang rohani. Sangatlah penting jika pikiran kita diterangi oleh Roh Kudus agar kita memahami hal yang terjadi dalam roh kita. Pikiran kita sering luput untuk menerima hal yang ingin disingkapkan oleh roh karena pikiran kita terlalu sibuk. Pikiran yang sibuk itu abnormal. Pikiran itu normal bila dalam keadaan istirahat-bukan kosong tetapi istirahat. Pikiran harus tenang, hening dan tenteram. Pikiran yang tenang dan tenteram akan membantu memudahkan penyingkapan ilahi.


Suara Lembut dan Hening
Cara penyampaian Roh Kudus itu lemah lembut sama seperti yang dilakukan-Nya dengan nabi dalam 1 Raja-raja 19:11,12. karena itu penting bagi kita untuk belajar menjaga diri kita dalam keadaan yang menunjang pada kemampuan mendengar.
Roh dan Pikiran
Dalam 1 Kor 14:15 Rasul Paulus menyatakan bahwa dia berdoa dengan rohnya dan dengan pikirannnya. Pikiran dan roh bekerja sama, saling membantu dalam menggenapi kehendak Allah.
Bahasa Roh dan Tafsirannya
Contoh lain dari cara roh dan pikiran bekerja sama ialah karunia berkata-kata dengan bahasa roh  dengan tafsirannya. Berdoa dalam roh, dan tafsiran merupakan cara ajaib untuk memahami asas “pikiran membantu roh”. Roh mengucapkan sesuatu, dan pikiran memberikan pengertiannya.
Pikiran yang Sejahtera dan Waspada
Pikiran kita harus dipelihara dalam keadaan normal agar pikiran kita dapat membantu roh kita. Waspadalah terhadap iblis yang mencari kesempatan untuk membuat keliru pikiran kita. Roh Kudus bekerja melalui roh kita. Pikiran harus dipelihara dengan sejahtera. Seperti yang dikatakan nabi Yesaya kepada kita, “bila pikiran tetap tinggal pada hal-hal benar, maka pikiran itu akan tenteram” (Yesaya 26:3).
9
Pikiran Melantur dan Penasaran
Pikiran yang abnormal ialah jika pikiran itu melantur kemana-mana. Ketika kita tidak berkonsentrasi menandai adanya serangan mental dari iblis. Ada beberapa penyebab kita tidak konsentrasi, misalnya: karena kebiasaan berpikir yang terlalu bebas, kekurangan vitamin, atau karena terlalu letih. Dampak dari tidak konsentrasi adalah ketidakpahaman.


Pikiran yang Melantur
Seseorang seharusnya tetap berada pada jalur dengan menjaga pikirannya pada tindakan yang sedang dilakukannya. Kamus Webster mengartikan kata “melantur” sebagai: bergerak tanpa tujuan, pergi dengan langkah yang tidak tetap, maju atau berjalan dengan tidak teratur, berpikir secara tidak jelas. Iblis memanfaatkan hal ini untuk membuat kita berpikir abnormal. Belajarlah untuk berkonsentrasi dan melangkah dengan benar.
Pikiran yang Mengembara
Kamus Webster mengartikan kata “penasaran” sebagai: “perasaan bingung atau ragu” dan dalam bentuk kata kerja sebagai: “dipenuhi rasa ingin tahu dan keraguan”. Akan lebih baik bagi kita jika kita melakukan hal positif daripada hanya melamun. Keraguan, ketidakpastian dan kebingungan menghalangi seseorang untuk menerima dari Tuhan, dengan iman, jawaban terhadap doa atau kebutuhannya. Dalam Markus 11:23,24 Yesus berkata: “apapun yang kamu minta dalam doa, percayalah bahwa kamu akan menerimanya- maka kamu pasti akan menerimanya!”. Kita harus percaya, bukan bimbang!
10
Pikiran yang Bingung
Yakobus 1:5-8 adalah ayat Alkitab istimewa yang membantu kita memahami cara mengatasi penasaran, kebimbangan dan cara menerima hal yang kita butuhkan dari Tuhan. Pikiran yang ragu membuat kita tidak mengambil keputusan yang tepat.
Penalaran Mengantar pada Kebingungan
Kamus Webster mengartikan kata “penalaran” sebagai: fakta atau motif dasar yang menyediakan kesan logis untuk suatu gagasan atau kejadian, dan bernalar: berpikir logis. Bernalar berarti memikirkan tentang sebab sesuatu. Tuhan mungkin mengarahkan kita untuk melakukan hal tertentu, tetapi jika hal itu tidak masuk akal kita, mungkin kita tergoda untuk mengabaikannya.
Jangan Bernalar dalam Pikiran, Patuhi Saja dalam Roh
Terkadang Tuhan menginginkan kita melakukan hal yang tidak kita inginkan karena bertentangan dengan nalar dan pikiran kita. Menurut 1 Kor 2:14, manusia duniawi tidak memahami manusia rohani. Cobalah untuk menjaga kesadaran sesuai dengan Roh Kudus, maka kita akan mengerti kehendak Tuhan dalam hidup kita.
Jadilah Pelaku Firman
Bila Tuhan berbicara melalui firman-Nya atau di dalam batin kita, kita tidak boleh bernalar, berdebat atau bertanya kepada diri sendiri apakah perkataan-Nya logis. Kita harus memobilisasi atau mengerahkan diri- bukan marasionalisasi atau bernalar.
Percayailah Tuhan, Bukannya Nalar  Manusia
Jangan mengandalkan penalaran. Penalaran mendatangkan kebingungan dan tipu daya. Mungkin hal yang kita nalarkan ternyata masih tidak benar. Dalam Roma 9:1 Paulus memberikan contoh bahwa ia berbuat benar karena adanya kesaksian dari rohnya. Roh harus dihormati lebih dari pikiran. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa Tuhan lebih utama dari pikiran kita. Utamakanlah Tuhan daripada pikiran dan nalar kita.
Bertekad untuk Tidak Mengetahui Apa-apa kecuali Kristus
Terkadang kita terlalu banyak bernalar dan tidak mengetahui kehendak Tuhan dalam kehidupan kita. Penalaran bukanlah keadaan normal yang dikehendaki Tuhan untuk pikiran kita.
11
Pikiran yang Bimbang dan Tidak Percaya
Kamus Vine mengartikan kata “bimbang” dalam bentuk kata kerja sebagai: “berdiri di dua jalan...mengesankan ketidakpastian untuk mengambil jalan yang mana;...dikatakan tentang orang percaya yang imannya kecil...gelisah, melalui keadaan yang bingung, ragu-ragu antara harapan dan ketakutan...”. Terkadang juga diterjemahkan dengan kata “ketidaktaatan”.
Kebimbangan
Kebimbangan bukanlah sesuatu yang ditaruh Tuhan di dalam diri kita. Alkitab menyatakan bahwa Tuhan memberi setiap orang...ukuran iman (Roma 12:3). Tuhan telah menaruh iman di dalam hati kita, tetapi iblis berusaha meniadakan iman kita dengan cara menyerang kita dengan kebimbangan. Kebimbangan datang dalam bentuk pikiran yang bertentangan dengan firman Tuhan.
Kebimbangan dan Ketidakpercayaan
Melalui Abraham kita dapat belajar untuk tetap taat dan tidak putus asa meskipun banyak hambatannya. Iblis berusaha untuk menghancurkan iman kita dengan meyerang pikiran kita. Untuk menghadapi iblis kita harus beriman. Kebimbangan dan ketidakpercayaan adalah senjata penghancur bagi kita. Kita harus tetap bertahan dalam iman kita kepada Tuhan Yesus.
Tetaplah Berjalan di Atas Air
Kita juga tentu belajar dari Petrus tentang kegagalannya berjalan diatas air. Petrus takut karena ada badai dan belum yakin dengan apa yang dikatakan Tuhan Yesus kepadanya. Bila badai melanda hidup kita, bersikaplah tegar, arahkan pandangan kita ke depan dan bertekadlah dalam Roh Kudus.
Dilarang Ragu-ragu!
Keraguan akan membuat kita sulit untuk bertindak secara tepat. Keraguan dipakai iblis untuk membuat kita semakin lemah. Jadi, janganlah ragu-ragu! Iman kita akan membantu kita.
Kebimbangan adalah Sebuah Pilihan
Kebimbangan adalah sebuah pilihan karena kita dapat memilih pikiran kita sendiri. Bila kebimbangan datang, kita harus belajar mengenal keberadaannya, katakan “Tidak, terima kasih”-dan teruslah percaya! Pilihan ada pada kita.
Ketidakpercayaan adalah Ketidakpatuhan
Dalam hal apapun, ketidakpercayaan, seperti kebimbangan, akan menghalangi kita untuk melakukan yang sesuai dengan panggilan dan urapan Tuhan atas kita. Itu juga menghalangi kita dari rasa damai sejahtera yang Dia ingin kita nikmati selagi kita menemukan kelegaan bagi jiwa kita di dalam Dia (Mat 11:28,29).
Perhentian Sabat
Ibrani 4:11 menyingkapkan bahwa kita takkan memasuki hari perhentian Tuhan kecuali melalui percaya. Ketidakpercayaan akan menahan kita, tetapi Yesus menyediakan tempat perhentian tetap, yang dapat dihuni hanya melalui hidup oleh iman.

Hidup dari Iman ke Iman
Dengan iman, kebenaran Tuhan akan disingkapkan. Kita harus beriman secara terus-menerus untuk dapat melihat kebenaran Tuhan.  Tuhan telah menyiapkan dan merencanakan kehidupan yang hebat bagi kita. Jangan ijinkan iblis merebut itu dari tangan kita.
12
Pikiran yang Cemas dan Gelisah
Kegelisahan dan kecemasan adalah serangan-serangan pada pikiran kita yang ditujukan untuk mengalihkan perhatian kita dari pelayanan kepada Tuhan.  Kedua hal ini juga dapat menekan iman kita dan membuat kita hidup tidak berkemenangan. Ada beberapa ayat dalam Alkitab  yang mengacu pada kecemasan: Maz 37:8; Mat 6:25; Fil 4:6; 1 Pet 5:7.
Definisi Cemas
Kamus Webster mendefinisikan kata “cemas”  sebagai berikut: “— kata kerja intransitif 1. Merasa gelisah atau susah...— kata kerja transitif 1. Menyebabkan rasa gelisah, sedih atau susah...— kata benda...2. Sumber dari urusan rengek-merengek.” Kata “cemas” juga didefinisikan sebagai menyiksa diri dengan pikiran yang mengganggu. Iblis memanfaatkan kecemasan atas diri kita
Bukankah Hidup Itu Lebih Penting daripada Semua Ini?
Dalam Mat 6:25 kita diajar bahwa tiada apapun dalam kehidupan yang harus kita cemasi sama sekali! Mutu kehidupan yang telah disediakan Tuhan bagi kita cukup besar untuk mencakup semua hal yang lain. Akan tetapi , jika kita mencemasi keadaan, maka kita kehilangan itu dan juga kehidupan yang  Dia ingin kita miliki.
Bukankah Anda Lebih Berharga daripada Seekor Burung?
Dalam Mat 6:26 Tuhan berkata kepada kita bahwa kita lebih berharga dari burung-burung. Burung-burung itu dipelihara sedemikian baik oleh Tuhan. Jika Tuhan sedemikian baik memelihara burung-burung itu, bukankah Tuhan juga sangat memperhatikan dan memelihara kita lebih baik lagi!
Apakah yang Anda Peroleh dengan Kecemasan?
Dalam Mat 6:27 dikatakan bahwa kecemasan itu sama sekali tidak berguna. Kecemasan tidak mencapai kebaikan apapun. Maka sebenarnya kita tidak perlu cemas!
Mengapa Menjadi Sedemikian Gelisah?
Dalam Mat 6:28-30 Tuhan menunjukan maksud-Nya bahwa jika setangkai bunga yang tidak berbuat apa-apa, dapat dirawat dengan baik dan tampak indah sehingga melebihi Salomo dalam segala kemegahannya, maka tentu saja kita dapat percaya bahwa kita akan dirawat dan dibekali.
Karena Itu, Janganlah Cemas dan Gelisah!
Dalam Mat 6:31 Tuhan memerintahkan agar kita jangan cemas dan gelisah. Ingatlah bahwa melimpah dari hati mulut pun berbicara (Mat12:34). Musuh tahu bahwa jika dia dapat mengisi bahan-bahan yang keliru dalam pikiran kita, maka itu akhirnya akan mulai tercetus keluar dari mulut kita. Perkataan kita sangat penting karena mengukuhkan iman kita— atau dalam beberapa hal mengukuhkan kekurangan iman kita.
Carilah Tuhan, Bukannya Pemberian
Mat 6:32-33 mengatakan bahwa sebagai Anak-anak Tuhan kita seharusnya mencari Tuhan, bukan benda materi saja. Dia telah berjanji bahwa jika kita mencari Tuhan, maka Dia akan menambahkan semua hal yang diketahui-Nya kita butuhkan. Tuhan tahu apa yang kita butuhkan sebelum kita memintanya dan Tuhan akan mengabulkannya tepat pada waktunya. Kecemasan hanya akan menghambat kemajuan kita.
Melangkahlah Sehari Setiap Kali
Hidup harus dihayati setiap hari. Kita tidak perlu cemas untuk memikirkan hari esok. Tuhan memberikan anugerah setiap hari kepada kita untuk menjalani hari-hari kita.
Janganlah Resah atau Gelisah
Filipi 4:6 ; Ibrani 4:12; Efesus 6:17 merupakan senjata untuk mengatasi kecemasan. Tuhan telah memberikan firman-Nya untuk membekali kita menghadapi hal seperti ini.
Runtuhkanlah Benteng-benteng
Cara terbaik untuk mengalahkan iblis adalah dengan mengucapkan firman Tuhan. Firman yang terucapkan dilandasi dengan iman adalah senjata ampuh untuk melumpuhkan iblis.
Lemparkan Semua Kekhawatiran Anda kepada Tuhan
Tuhan bersedia menerima masalah kita jika kita meyerahkan masalah itu ke dalam tangan-Nya. Kita harus merendahkan diri dan berani mengakui kelemahan kita dihadapan Tuhan. Hanya Tuhan yang dapat membebaskan kita. Kita harus bersandar penuh kepada-Nya.




Perhentian Tuhan
Orang-orang yang  melihat 2 Tawarikh 20:12  dapat menyadari 3 hal:
  1. Mereka tidak mempuyai kekuatan melawan musuh mereka.
  2. Mereka tidak tahu tindakan apa yang harus dilakukan.
  3. Mereka perlu memusatkan pandangan mereka kepada Tuhan.
Posisi kita ialah tinggal dalam Yesus dan memasuki perhentian Tuhan. Posisi menantikan Tuhan senantiasa dengan pandangan terpusat kepada-Nya, dengan melakukan hal yang diperintahkan-Nya kepada kita dan bukan mengikuti gerakan dalam kedagingan. Yesus bersabda bahwa Ia memberikan damai sejahtera kepada kita (Yoh 14:27). Sejahtera-Nya adalah sejahtera rohani, dan perhentian-Nya ialah perhentian yang berkiprah di tengah-tengah badai – bukan tanpa adanya badai. Yesus tidak datang untuk menyingkirkan semua pertentangan dari hidup kita, melainkan memberi kita suatu pendekatan yang berlainan pada badai kehidupan. Kita harus memikul kuk-Nya dan belajar dari Dia (Mat 11:29). Itu berarti bahwa kita harus mempelajari jalan-Nya, untuk mendekati kehidupan dengan cara Ia mendekatinya dahulu.
Cemas, Cemas, Cemas!
Kecemasan selalu ada dalam kehidupan kita. Terkadang kita mencemasi tentang kebutuhan kita, kesehatan kita dan banyak hal lainnya. Kita harus ingat bahwa Tuhan memenuhi semua kebutuhan kita, dan Dia melakukannya dengan berbagai cara. Dia tidak pernah mengecewakan kita. Allah itu setia.
Janganlah Cemas─ Percayailah Tuhan
Dalam Ibr 13:5 Tuhan memberi tahu kita bahwa kita tidak perlu menetapkan pikiran kita pada uang, sambil berpikir bagaimana cara kita mengurus diri kita sendiri, karena Dia akan mengurus semua ini bagi kita. Dia telah berjanji tidak pernah membiarkan atau meninggalkan kita.
13
Pikiran yang Menghakimi, Mengecam dan Mencurigai
Sikap menghakimi, berpendirian keras dan mengecam adalah 3 cara pasti untuk melihat hubungan menjadi retak. Iblis ingin kita menjadi kesepian dan ditolak, jadi dia menyerang pikiran kita dari segi ini.

Definisi Penghakiman
Dalam kamus Vine’s Expository Dictionary of Old and New Testament Words, salah satu kata dalam bahasa Yunani yang diterjemahkan penghakiman sebagian didefinisikan sebagai “sebuah keputusan yang dijatuhkan atas kesalahan orang lain” dan diacukan pada kata “penghukuman”.
Tuhan adalah satu-satunya pribadi yang mempunyai hak untuk menghukum, karena itu, bila kita menjatuhkan penghakiman atas orang lain, dalam pengertian tertentu, menetapkan diri kita sebagai Tuhan dalam hidupnya.
Kesombongan: Masalah “Keakuan”
Penghakiman dan kecaman adalah buah dari suatu masalah yang lebih mendalam- kesombongan. Bila “aku” di dalam kita lebih besar daripada yang sewajarnya, itu akan selalu menimbulkan jenis-jenis masalah yang sedang kita bahas. Alkitab berulang kali memperingatkan kita tentang keangkuhan.
Takut yang Kudus
Dalam Gal 6:1-3  kita diperlihatkan kepada sikap yang harus kita ambil. Kita harus mempunyai “takut yang kudus” terhadap kesombongan dan sangat berhati-hati menghakimi orang lain.
Siapakah Kita sehingga Harus Menghakimi?
Dengan Roma 14:4 kita dapat mengerti bahwa kita masing-masing adalah milik Tuhan, dan sekalipun kita memiliki banyak kelemahan, Dia sanggup menjaga agar kita tetap berdiri dan membenarkan kita. Kita memberi pertanggungjawaban kepada Tuhan, bukan kepada kita masing-masing; karena itu kita tidak berhak menghakimi siapapun dengan cara mengecam.
Penghakiman Tabur dan Tuai
Kita akan menuai apa yang kita tabur. Tabur dan tuai tidak hanya berlaku pada dunia pertanian dan keuangan, itu juga berlaku pada dunia mental. Kita dapat menabur dan menuai suatu sikap seperti juga suatu panen atau investasi.
Hai Tabib, Sembuhkanlah Dirimu Sendiri!
Kita tidak dapat mengubah orang lain; hanya Tuhan yang dapat melakukannya. Kita juga tidak dapat mengubah diri kita, tetapi kita dapat bekerja sama dengan Roh Kudus dan mengizinkan-Nya melakukan tugas itu. Namun langkah pertama menuju kemerdekaan ialah menghadapi kebenaran yang Tuhan tunjukan kepada kita.
Saling Mengasihi
Jika kita mampu melakukan perintah Tuhan untuk mengasihi orang lain tetapi kita tidak melakukannya, kita telah mengambil barang yang kudus dan melemparkannya kepada babi. Kita harus saling mengasihi karena Kristus terlebih dahulu mengasihi kita.
Penghakiman Mendatangkan Penghukuman
Pikiran yang menghakimi adalah pikiran yang negatif. Dengan berpikir seperti itu kita tidak dapat memikirkan kebenaran.
Jagalah Hati Anda
Jika kita menghendaki hidup mengalir kepada kita dan dari kita, jagalah hati!
Curigailah Kecurigaan
Bila pikiran kita telah diracuni, atau iblis telah memperoleh benteng dalam pikiran kita, maka pikiran itu harus dibarui menurut firman Tuhan. Ini dilakukan dengan cara mempelajari dan merenungkannya.
Mempercayai Tuhan Sepenuh Hati dan Manusia dengan Hati-hati
Hendaklah kita selalu percaya kepada Tuhan. Berbuat demikian akan membuka pintu untuk Roh Kudus memberitahu kita bila kita sedang bertindak melampaui batas keseimbangan. Kecurigaan datang dari pikiranm yang tidak dibarui. Jalan Tuhan berhasil; jalan manusia tidak berhasil. Tuhan menghukum penghakiman, kecurigaan dan pengecaman, dan demikianlah kita harus bersikap sama.
Perkataan yang Menyenangkan Itu Manis dan Menyembuhkan
Perkataan dan pikiran bagaikan tulang dan sum-sum ─ sedemikian sukar untuk memisahkan mereka (Ibr 4:12). Jika pikiran kita baik maka perkataan kita pun akan baik.
14
Pikiran yang Pasif
Kepasifan adalah kebalikan dari keaktifan. Itu merupakan bahaya karena firman Tuhan dengan jelas berkata bahwa kita harus waspada dan giat (1 Pet 5:8).



Ruang Kosong adalah Tempat!
Pikiran yang kosong dan pasif adalah tempat iblis melakukan aksinya. Ia dapat dengan mudah membuat pikiran kita berpikir sesuatu yang keliru. Sikap pasif juga merupakan dosa di hadapan Allah.
Mengatasi Kepasifan
Bila seorang percaya tidak giat dalam segi yang di dalamnya ia sanggup dan berbakat, maka segi tertentu itu akan mulai lumpuh. Semakin lama ia tidak berbuat apa-apa, semakin kurang keinginannya untuk berbuat sesuatu. Salah satu contohnya ialah latihan olahraga. Untuk mengatasi kepasifan kita harus terus berusaha untuk melatih diri.
Tindakan Benar Mengikuti Pemikiran Benar
Jika pikiran kita diisi dengan segala sesuatu yang baik, maka tindakan yang kita lakukan juga adalah tindakan yang baik. Dengan kata lain tindakan benar mengikuti pemikiran yang benar.
Pikirkanlah Perkara yang di Atas
Jika kita ingin menghayati hidup kebangkitan yang telah diberikan Yesus, maka kita harus mencari hidup yang baru dan ampuh dengan menetapkan pikiran dan menjaganya agar tetap pada hal-hal yang di atas, bukan pada hal-hal yang di bumi. Rasul Paulus berkata jika kita ingin hidup yang baik, maka kita harus menjaga pikiran kita agar tetap pada hal-hal yang baik.
15
Pikiran Kristus
Alkitab memberitahu kita bahwa kita mempunyai pikiran Kristus ─ dan hati serta roh yang baru.
Hati dan Roh yang Baru
Kita dapat melihat dari Yeh 36:26,27 bahwa Tuhan tahu jika kita harus berpegang pada peraturan-Nya dan hidup dalam ketetapan-Nya sehingga Dia harus memberi kita Roh-Nya dan hati yang baru. Untuk dapat mengalir dalam pikiran Kristus kita harus melakukan hal-hal berikut:
  1. Pikirkanlah gagasan positif.
Pikiran Kristus adalah pikiran yang selalu positif, maka kita juga harus berpikir positif. Iblis menggunakan pikiran negatif untuk membuat kita jauh dari Tuhan.
Mengatasi Kemuraman
Mazmur 143:3-10 memberi kita sebuah uraian tentang kemuraman dan cara mengatasinya, yaitu:
  1. Kenalilah sifat dan penyebab dari masalahnya.
  2. Sadarilah bahwa depresi itu mencuri kehidupan dan terang.
  3. Ingatlah akan masa lalu yang baik.
  4. Pujilah Tuhan di tengah-tengah masalah.
  5. Mintalah pertolongan Tuhan.
  6. Dengarkanlah Tuhan.
  7. Berdoalah untuk pembebasan.
  8. Carilah hikmat, pengetahuan dan kepemimpinan Tuhan.
Gunakanlah Senjata Anda
Untuk mengalahkan serangan iblis dalam pikiran kita, kita harus berpikir positif  dan menggiring pikiran kita menuju kepatuhan kepada Kristus (2 Kor 10:5).
  1. Berpikirlah seperti Tuhan
 Pikiran dari seorang yang berfungsi dalam pikiran Kristus akan tertuju kepada Tuhan dan pada semua karya-Nya yang perkasa.
Renungkanlah tentang Tuhan dan Karya-Nya
Jika kita ingin mengalami kemenangan maka kita harus merenungkan Tuhan, jalan-Nya dan karya-Nya secara teratur dalam hidup kita.
Persekutuan dengan Tuhan
Tiada yang lebih dekat dengan kita selain pikiran kita sendiri. Jika kita ingin memenuhi pikiran kita dengan Tuhan, itu akan mendatangkan Dia ke dalam kesadaran kita dan kita akan mulai menikmati persekutuan dengan Dia yang akan mendatangkan sukacita, sejahtera dan kemenangan dalam hidup kita.
  1. Hendaklah berpikiran “Tuhan – Mengasihi - Aku”.
Ketika kita memikirkan tentang kasih Tuhan kepada kita, kita akan merasakan penghiburan meskipun kita mengalami masalah. Kita tidak perlu hidup dalam ketakutan karena Tuhan mengasihi kita.
Jangan Takut
Kita tidak perlu takut karena Tuhan mengasihi kita.
Sadarlah akan Kebenaran  Bukannya Sadar akan Dosa
Jangan pikirkan tentang betapa buruknya keadaan kita sebelum datang kepada Kristus. Kita harus berpikir tentang bagaimana kita telah dijadikan kebenaran di dalam Dia.
  1. Milikilah pikiran yang menasehati.
Orang yang mempunyai pikiran Kristus memikirkan gagasan yang bersifat positif, mengangkat, membina orang lain dan juga dirinya sendiri dan keadaan sekitar dirinya.
  1. Kembangkanlah pikiran yang bersyukur.
Seseorang yang mengalir dalam pikiran Kristus akan mendapati pikirannya penuh dengan puji-pujian dan ucapan syukur. Sikap syukur dan mengucap syukur adalah asas kehidupan.
Bersyukurlah Selalu
Jadilah seorang yang bersyukur ─ seorang yang penuh dengan terima kasih bukan hanya kepada Tuhan, tetapi juga kepada sesama. Hal ini akan menyalurkan sukacita di dalam  kita.
Persembahkan Syukur untuk Semuanya
Pada segala waktu dan segala sesuatu, ucapkanlah syukur. Karena syukur kita adalah perintah Tuhan seperti dalam Ef 5:18-20.
  1. Hendaklah berpikiran Firman.
Firman Tuhan adalah pikiran-Nya yang ditulis di atas kertas untuk pelajaran dan pertimbangan kita. Merenungkan firman-Nya adalah salah satu asas kehidupan terpenting yang dapat kita pelajari.
Merenungkan dan Berhasil
Dalam Yos 1:8 Tuhan memberitahu kita dengan jelas bahwa kita takkan menerapkan firman secara fisik jika kita tidak menerapkannya secara mental lebih dahulu.
Merenungkan dan Disembuhkan
Merenungkan firman Tuhan dalam pikiran kita sebenarnya mempengaruhi tubuh jasmani
kita.



Mendengar dan Penuaian
Semakin banyak yang kita tabur, semakin banyak yang akan kita tuai pada musim panen. Tuhan berkata dalam Mrk 4:24 bahwa semakin banyak waktu yang kita luangkan secara pribadi ke dalam pemikiran dan pelajaran dari firman yang kita dengar, semakin banyak yang akan kita peroleh.
Membaca dan Menuai
Dengan membaca firman Tuhan kita akan mendapat berkat-berkat tak ternilai. Roh Kudus akan memberkati kita dengan kebenaran. Semakin sering kita merenungkan firman Tuhan, semakin pasti kita sanggup dengan mudah menyerap kekuatan-Nya pada masa kesukaran. Ingatlah: kuasa untuk melakukan firman berasal dari latihan merenungkannya.
Menerima dan Menyambut Firman
Melalui Yak 1:21 kita dapat mengetahui bahwa firman Tuhan memiliki kuasa untuk menyelamatkan kita jika kita mau menerima firman itu bekerja dalam hidup kita.
Pilihlah Kehidupan!
Keadaan pikiran kita seharusnya seperti yang tertulis dalam Fil 4:8. kita memiliki pikiran Kristus, mulailah dengan menggunakannya. Dengan senantiasa “mengawasi” pikiran kita maka kita mulai menggiring setiap pikiran untuk patuh kepada Yesus Kristus. Roh Kudus cepat mengingatkan kita jika pikiran kita mulai menyimpang ke arah yang keliru, kemudian keputusannya terletak kepada kita. Maukah kita mengalir dalam pikiran daging atau dalam pikiran Kristus? Yang satu mengantar kepada kematian, lainnya kepada kehidupan. Pilihan ada pada setiap kita. Pilihlah kehidupan!









Anda Telah Cukup Lama Tinggal di Sini
Nasib kita tidaklah jauh berbeda dengan umat Israel ketika mereka di padang gurun. Kita terus berjalan pada titik yang sama sehingga tidak ada suatu kemajuan. Kita perlu waktu lama untuk untuk mengalami kemenangan yang seharusnya dapat kita peroleh dengan cepat.
Tetapkanlah Pikiranmu dan Jagalah agar tetap demikian
Pikiran yang keliru akan menghalangi kemajuan kita. Kolose 3:2 mengajar kita untuk menetapkan pikiran dan menjaganya agar tetap fokus. Kita perlu menetapkan pikiran kearah yang benar.
16
“Masa Depan Saya Ditentukan oleh Masa Lalu dan Masa Kini Saya.”
Mentalitas Padang Gurun # 1
Umat Israel mengetahui asal mereka tetapi mereka tidak mengetahui tujuan perjalanan mereka. Segala sesuatu dilandasi hal yang telah mereka lihat dan dapat mereka lihat. Mereka tidak tahu cara melihat dengan mata iman.
Diurapi untuk Membawa Pembebasan
Yesus datang untuk membawa pembebasan bagi yang tertawan. Percayalah bahwa dengan Yesus segala sesuatu mungkin terjadi. Yang dibutuhkan hanyalah iman kita kepada-Nya. Kita percaya, maka Tuhan yang akan bekerja.
Mata untuk Melihat, Telinga untuk Mendengar
Kita harus mata rohani untuk melihat dan telinga rohani untuk mendengar. Kita perlu mendengar apa kata Roh, bukan apa yang dikatakan dunia.
Apakah Masalahnya?
Masalah utama umat Israel adalah mentalitas yang suka mengeluh dan cepat menyerah pada keadaan. Mereka lebih suka kembali ke perbudakan daripada maju terus menuju negeri Kanaan.
Pikiran Buruk Menghasilkan Sikap Buruk
Umat Israel tidak percaya kepada Tuhan. Mereka memiliki mental gagal sebelum bertindak hanya karena keadaan tidak mendukung. Sikap mereka berasal dari gaya pikir yang salah.

Tiada Sikap Terima Kasih
Umat Israel terus mengingat tentang asal keberangkatan mereka  dan lamanya mereka sampai ke tempat tujuan mereka.
Tiada Kehidupan dengan Perselisihan
Kejadian 13:7-11 mengajari kita untuk hidup terlepas dari perselisihan. Tanpa perselisihan kehidupan akan menjadi semakin baik.
Angkatlah Matamu dan Lihatlah
Kita harus bersikap optimis terhadap masa depan kita. Berpikirlah dan bicarakanlah masa depan dengan cara yang positif, sesuai dengan hal yang telah ditaruh Tuhan di hati Anda.
17
“Seseorang Melakukannya untuk Saya; Saya Tidak Mau Bertanggung Jawab.”
Mentalitas Padang Gurun # 2
Tanggung jawab adalah tanggapan kita terhadap kesanggupan Tuhan. Bertanggung jawab ialah menanggapi peluang yang telah ditempatkan Tuhan di hadapan kita.
Tanggung Jawab Pribadi Tidak Dapat Dilimpahkan
Setiap orang memiliki tanggung jawab seiring dengan pertumbuhan mereka. Tiap tanggung jawab pribadi tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain.
Pergilah kepada Semut!
Umat Israel memiliki gaya berpikir yang malas dan itulah yang membuat mereka lama dalam menempuh perjalanan menuju Kanaan. Amsal 6:6-11 mengajari kita bahwa kita harus bekerja keras dalam hidup ini.
Banyak yang Dipanggil, Sedikit yang Dipilih
Matius 20:16 berarti bahwa banyak orang dipanggil atau diberi peluang berbuat sesuatu untuk Tuhan tetapi sedikit yang bersedia untuk menerima tanggung jawab untuk menyambut panggilan itu.
Bangunlah dan Berangkatlah!
Kita tidak akan berhak berdiri dan melayani Tuhan jika kita tidak bersedia untuk menerima tanggung jawab kita dengan serius.


Sesungguhnya, Sekaranglah Waktu yang Diperkenankan itu!
Kita tidak perlu menunggu kesempatan baik untuk melakukan kehendak Tuhan. Tuhan mengharapkan kita bertanggung jawab atas apa yang telah diberikan-Nya pada kita, menumbuhkan dan membuatnya berbuah yang baik.
Bersiaplah!
Kita harus siap dalam menantikan kedatangan Tuhan. Kesiapan kita terbukti dari sejauh mana kita melaksanakan tanggung jawab kita.
Gunakanlah Hal yang Telah Diberikan kepada Anda
Kita harus menanggapi kesanggupan yang telah ditaruh Tuhan di dalam diri kita dengan berbuat segalanya dengan itu, agar bila Tuhan datang kembali, kita dapat mengembalikan lebih dari yang Tuhan berikan.
Serahkan Kekhawatiran, Bukan Tanggung Jawab
kita dapat menyerahkan kekhawatiran kita kepada Tuhan, tetapi tanggung jawab harus tetap kita kerjakan.
18
“Tolong Semuanya Dipermudah; Saya Tidak Sanggup jika Keadaannya Terlampau Sulit.”
Mentalitas Padang Gurun # 3
Tidak ada yang terlalu sulit untuk dikerjakan. Hal ini didukung oleh pernyataan bahwa Tuhan juga turut bekerja bersama kita. Tuhan adalah penolong kita dalam tiap keadaan kita. Terkadang Tuhan menolong kita dengan cara yang sulit, tetapi tujuan dari kesulitan itu adalah untuk membuat kita bertumbuh. Kita juga harus bersikap tegar dalam menghadapi tiap keadaan. Roh Kudus melarang kita untuk menyerah dalam pikiran kita. Jika kita terus bertahan maka kita akan menuai hasil yang baik. 1 Pet 4:1-2 mengajari kita untuk belajar dari penderitaan Kristus. Hal ini akan mendorong kita untuk menang. Pemikiran yang benar “mempersenjatai” kita untuk berperang. Di dalam Kristus kita dapat yakin bahwa kita dapat melakukan segala sesuatu (Fil 4:13).




19
“Saya Tidak Dapat Menolaknya; Saya Hanya Ketagihan Menggerutu, Mengecam dan Mengeluh.”
Mentalitas Padang Gurun # 4
Untuk mendorong semangat kita dalam penderitaan kita, kita harus memandang cara Yesus dalam menangani serangan tidak adil yang dilancarkan kepada-Nya. Yesus menderita tanpa mengeluh. Dari ayat-ayat Alkitab kita dapat tahu bahwa Yesus adalah teladan kita. Ia datang untuk menunjukan cara hidup yang berkemenangan. Kita dipanggil untuk menunjukan cara hidup yang baik. Kita juga dapat belajar dari pengalaman Yusuf yang luar biasa. Ia pernah disakiti dan bahkan dijual oleh saudara-saudaranya. Yusuf menghadapi semua itu dengan kesabaran dan bersandar penuh kepada Tuhan, akhirnya Yusuf keluar sebagai pemenang. Sekali-kali jangan biarkan pikiran yang mengeluh menguasai kita. Pikiran seperti ini akan menghalangi kita untuk terus maju. Tidak ada hal berguna yang kita dapatkan jika kita mengeluh. Dari Filipi 4:6, Rasul Paulus mengajarkan kepada kita bahwa kita harus berdoa dengan ucapan syukur di dalam tiap keadaan.
20
“Jangan Menyuruh Saya Menunggu; Saya Layak Mendapat Semua dengan Segera.”
Mentalitas Padang Gurun # 5
Ketidaksabaran adalah buah dari kesombongan. Sikap yang sombong hanya akan membuat kita  menantikan apa pun dengan sikap yang tidak wajar. Yak 5:7 mengajarkan bahwa ketika kita meminta sesuatu kepada Tuhan dalam doa dalam percaya, lalu kita menanti dan menanti untuk kenyataannya. Kita perlu belajar menikmati keberadaan kita sekarang sambil berjalan ke tempat tujuan kita. Kesombongan mencegah penantian dengan sabar karena orang sombong berpikir terlalu tinggi tentang dirinya sendiri sehingga dia percaya bahwa seharusnya dia tidak pernah disusahkan dengan cara apa pun. Kita boleh berpikir tentang diri kita tetapi jangan berpikir terlalu tinggi. Hal ini akan membuat kita memandang rendah orang lain. Seorang yang rendah hati takkan memperlihatkan sikap tidak sabar. Cara lain dari iblis menggunakan pikiran kita untuk menuntun kita ke dalam perilaku tidak sabar ialah melalui pemikiran yang idealis dan bukannya pemikiran yang wajar. Kolose 3:12 mengajarkan kepada kita bahwa kita harus menunjukan perilaku yang baik dalam segala situasi. Kesabaran adalah kesanggupan kita untuk menjaga sikap yang baik selagi kita menanti. Kesabaran adalah buah Roh (Gal 5:22) dan disimpan di dalam roh tiap orang yang lahir baru. Belajarlah untuk menanggapi dengan sabar semua jenis pencobaan, maka kita akan mendapati diri kita menghayati jenis kehidupan yang bukan hanya bertahan, melainkan juga menikmati sepenuhnya. Ibr 10:36 memberitahu kita bahwa tanpa kesabaran kita takkan menerima janji-janji Tuhan. Kita harus belajar bersabar dan menantikan Tuhan, walaupun agaknya Dia sedang mengantar kita berjalan keliling untuk mencapai tujuan yang kita inginkan.

Pendahuluan

Anda Telah Cukup Lama Tinggal di Sini
Nasib kita tidaklah jauh berbeda dengan umat Israel ketika mereka di padang gurun. Kita terus berjalan pada titik yang sama sehingga tidak ada suatu kemajuan. Kita perlu waktu lama untuk untuk mengalami kemenangan yang seharusnya dapat kita peroleh dengan cepat.

Tetapkanlah Pikiranmu dan Jagalah agar Tetap Demikian
Pikiran yang keliru akan menghalangi kemajuan kita. Kolose 3:2 mengajar kita untuk menetapkan pikiran dan menjaganya agar tetap fokus. Kita perlu menetapkan pikiran kearah yang benar.

16
“Masa Depan Saya Ditentukan oleh Masa Lalu dan Masa Kini Saya.”

Mentalitas Padang Gurun # 1
Umat Israel mengetahui asal mereka tetapi mereka tidak mengetahui tujuan perjalanan mereka. Segala sesuatu dilandasi hal yang telah mereka lihat dan dapat mereka lihat. Mereka tidak tahu cara melihat dengan mata iman.

Diurapi untuk Membawa Pembebasan
Yesus datang untuk membawa pembebasan bagi yang tertawan. Percayalah bahwa dengan Yesus segala sesuatu mungkin terjadi. Yang dibutuhkan hanyalah iman kita kepada-Nya. Kita percaya, maka Tuhan yang akan bekerja.

Mata untuk Melihat, Telinga untuk Mendengar
Kita harus mempunyai mata rohani untuk melihat dan telinga rohani untuk mendengar. Kita perlu mendengar apa kata Roh, bukan apa yang dikatakan dunia.


Apakah Masalahnya?
Masalah utama umat Israel adalah mentalitas yang suka mengeluh dan cepat menyerah pada keadaan. Mereka lebih suka kembali ke perbudakan daripada maju terus menuju negeri Kanaan.

Pikiran Buruk Menghasilkan Sikap Buruk
Umat Israel tidak percaya kepada Tuhan. Mereka memiliki mental gagal sebelum bertindak hanya karena keadaan tidak mendukung. Sikap mereka berasal dari gaya pikir yang salah.

Tiada Sikap Terima Kasih
Umat Israel terus mengingat tentang asal keberangkatan mereka  dan lamanya mereka sampai ke tempat tujuan mereka.

Tiada Kehidupan dengan Perselisihan
Kejadian 13:7-11 mengajari kita untuk hidup terlepas dari perselisihan. Tanpa perselisihan kehidupan akan menjadi semakin baik.

Angkatlah Matamu dan Lihatlah
Kita harus bersikap optimis terhadap masa depan kita. Berpikirlah dan bicarakanlah masa depan dengan cara yang positif, sesuai dengan hal yang telah ditaruh Tuhan di hati Anda.

17
“Seseorang Melakukannya untuk Saya; Saya Tidak Mau Bertanggung Jawab.”

Mentalitas Padang Gurun # 2
Tanggung jawab adalah tanggapan kita terhadap kesanggupan Tuhan. Bertanggung jawab ialah menanggapi peluang yang telah ditempatkan Tuhan di hadapan kita.

Tanggung Jawab Pribadi Tidak Dapat Dilimpahkan
Setiap orang memiliki tanggung jawab seiring dengan pertumbuhan mereka. Tiap tanggung jawab pribadi tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain.

Pergilah kepada Semut!
Umat Israel memiliki gaya berpikir yang malas dan itulah yang membuat mereka lama dalam menempuh perjalanan menuju Kanaan. Amsal 6:6-11 mengajari kita bahwa kita harus bekerja keras dalam hidup ini.

Banyak yang Dipanggil, Sedikit yang Dipilih
Matius 20:16 berarti bahwa banyak orang dipanggil atau diberi peluang berbuat sesuatu untuk Tuhan tetapi sedikit yang bersedia untuk menerima tanggung jawab untuk menyambut panggilan itu.

Bangunlah dan Berangkatlah!
Kita tidak akan berhak berdiri dan melayani Tuhan jika kita tidak bersedia untuk menerima tanggung jawab kita dengan serius.

Sesungguhnya, Sekaranglah Waktu yang Diperkenankan itu!
Kita tidak perlu menunggu kesempatan baik untuk melakukan kehendak Tuhan. Tuhan mengharapkan kita bertanggung jawab atas apa yang telah diberikan-Nya pada kita, menumbuhkan dan membuatnya berbuah yang baik.

Bersiaplah!
Kita harus siap dalam menantikan kedatangan Tuhan. Kesiapan kita terbukti dari sejauh mana kita melaksanakan tanggung jawab kita.

Gunakanlah Hal yang Telah Diberikan kepada Anda
Kita harus menanggapi kesanggupan yang telah ditaruh Tuhan di dalam diri kita dengan berbuat segalanya dengan itu, agar bila Tuhan datang kembali, kita dapat mengembalikan lebih dari yang Tuhan berikan.
Serahkan Kekhawatiran, Bukan Tanggung Jawab
Kita dapat menyerahkan kekhawatiran kita kepada Tuhan, tetapi tanggung jawab harus tetap kita kerjakan.

18
“Tolong Semuanya Dipermudah; Saya Tidak Sanggup jika Keadaannya Terlampau Sulit.”

Mentalitas Padang Gurun # 3
Tidak ada yang terlalu sulit untuk dikerjakan. Hal ini didukung oleh pernyataan bahwa Tuhan juga turut bekerja bersama kita. Tuhan adalah penolong kita dalam tiap keadaan kita. Terkadang Tuhan menolong kita dengan cara yang sulit, tetapi tujuan dari kesulitan itu adalah untuk membuat kita bertumbuh. Kita juga harus bersikap tegar dalam menghadapi tiap keadaan. Roh Kudus melarang kita untuk menyerah dalam pikiran kita. Jika kita terus bertahan maka kita akan menuai hasil yang baik. 1 Pet 4:1-2 mengajari kita untuk belajar dari penderitaan Kristus. Hal ini akan mendorong kita untuk menang. Pemikiran yang benar “mempersenjatai” kita untuk berperang. Di dalam Kristus kita dapat yakin bahwa kita dapat melakukan segala sesuatu (Fil 4:13).

19
“Saya Tidak Dapat Menolaknya; Saya Hanya Ketagihan Menggerutu, Mengecam dan Mengeluh.”

Mentalitas Padang Gurun # 4
Untuk mendorong semangat kita dalam penderitaan kita, kita harus memandang cara Yesus dalam menangani serangan tidak adil yang dilancarkan kepada-Nya. Yesus menderita tanpa mengeluh. Dari ayat-ayat Alkitab kita dapat tahu bahwa Yesus adalah teladan kita. Ia datang untuk menunjukan cara hidup yang berkemenangan. Kita dipanggil untuk menunjukan cara hidup yang baik. Kita juga dapat belajar dari pengalaman Yusuf yang luar biasa. Ia pernah disakiti dan bahkan dijual oleh saudara-saudaranya. Yusuf menghadapi semua itu dengan kesabaran dan bersandar penuh kepada Tuhan, akhirnya Yusuf keluar sebagai pemenang. Sekali-kali jangan biarkan pikiran yang mengeluh menguasai kita. Pikiran seperti ini akan menghalangi kita untuk terus maju. Tidak ada hal berguna yang kita dapatkan jika kita mengeluh. Dari Filipi 4:6, Rasul Paulus mengajarkan kepada kita bahwa kita harus berdoa dengan ucapan syukur di dalam tiap keadaan.

20
“Jangan Menyuruh Saya Menunggu; Saya Layak Mendapat Semua dengan Segera.”

Mentalitas Padang Gurun # 5
Ketidaksabaran adalah buah dari kesombongan. Sikap yang sombong hanya akan membuat kita  menantikan apa pun dengan sikap yang tidak wajar. Yak 5:7 mengajarkan bahwa ketika kita meminta sesuatu kepada Tuhan dalam doa dalam percaya, lalu kita menanti dan menanti untuk kenyataannya. Kita perlu belajar menikmati keberadaan kita sekarang sambil berjalan ke tempat tujuan kita. Kesombongan mencegah penantian dengan sabar karena orang sombong berpikir terlalu tinggi tentang dirinya sendiri sehingga dia percaya bahwa seharusnya dia tidak pernah disusahkan dengan cara apa pun. Kita boleh berpikir tentang diri kita tetapi jangan berpikir terlalu tinggi. Hal ini akan membuat kita memandang rendah orang lain. Seorang yang rendah hati takkan memperlihatkan sikap tidak sabar. Cara lain dari iblis menggunakan pikiran kita untuk menuntun kita ke dalam perilaku tidak sabar ialah melalui pemikiran yang idealis dan bukannya pemikiran yang wajar. Kolose 3:12 mengajarkan kepada kita bahwa kita harus menunjukan perilaku yang baik dalam segala situasi. Kesabaran adalah kesanggupan kita untuk menjaga sikap yang baik selagi kita menanti. Kesabaran adalah buah Roh (Gal 5:22) dan disimpan di dalam roh tiap orang yang lahir baru. Belajarlah untuk menanggapi dengan sabar semua jenis pencobaan, maka kita akan mendapati diri kita menghayati jenis kehidupan yang bukan hanya bertahan, melainkan juga menikmati sepenuhnya. Ibr 10:36 memberitahu kita bahwa tanpa kesabaran kita takkan menerima janji-janji Tuhan. Kita harus belajar bersabar dan menantikan Tuhan, walaupun agaknya Dia sedang mengantar kita berjalan keliling untuk mencapai tujuan yang kita inginkan.